Dimulai Dari PKK, Niniek Nuryanto Menghijaukan Permukiman Jakarta dan Mengantarkan Kota Ini Bebas Sampah (Zero Waste)

Ujung-ujung daun di pepohonan itu meneteskan air hujan, jatuh ke tanah. Pepohonan itu berada di dalam pot di atas got (selokan air). Ada yang menepi dikiri dan kanan jalan. Letaknya ada di depan rumah-rumah warga. Beberapa pohon daunnya sangat rimbun. Ditambah lagi guyuran hujan malam itu (6/11), hampir merata di Jakarta yang membuat Kampung Rawajati, Kalibata Jakarta ini kian sejuk. Lokasinya, tepat di belakang Plaza Kalibata. Kampung ini telah berhasil mempercantik dirinya menjadi kampung hijau dan agrowisata di Jakarta. Kampung ini pun telah tenar di seluruh Indonesia dan mendunia.

Solichah Indah Setyani sering dipanggil Niniek Nuryanto, dialah wanita yang mempunyai andir besar dalam merubah wajah kampung Jakarta yang hijau dan layak huni. Belasan tahun lalu, tepatnya tahun 2001, Niniek memulai mencintai lingkungannya saat pertama kali ditunjuk sebagai ketua pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) RW 3 Rawajati. Meskipun awalnya Ia sempat terheran atas pemilihannya sebagai ketua. Satu hal yang membuatnya heran yaitu karena Ia merupakan warga yang baru pindah rumah. Dimana sebelumnya Ia berasal dari Surabaya. “Saya ini baru pindah dari Surabaya ke Jakarta karena ikut suami yang dinas kerja, ujarnya.

Continue reading “Dimulai Dari PKK, Niniek Nuryanto Menghijaukan Permukiman Jakarta dan Mengantarkan Kota Ini Bebas Sampah (Zero Waste)”

Simpang Lima Semper, diantara Tugu Ban Bekas dan Simpang yang tak bersinyal

Persembahan untuk Bumi, yang diciptakan Tuhan dalam desain yang luar biasa. Hanya manusia tak berakal yang senantiasa mencoba untuk merusak Bumi-Nya. (Selamat Hari Bumi, 22 April 2018)

Matahari mulai tenggelam, diikuti dengan cahaya merahnya yang nampak mulai menghilang. Pada sore menjelang malam itu, di sisi kiri jalan simpang semper, Jakarta Utara, para pedagang sayur kangkung sudah mengelar dagangannya. Sayuran tersebut di jual per ikat. Pembeli mulai mendekat dan terlihat aktifitas komunikasi diantara keduanya. Gerobak sayur bekas mengangkut kangkung pun nampak berdesakan. Terlihat juga mobil pick up yang merapat siap mengangkut barang-barang. Rutinitas harian ini, telah lama menjadi saksi akan dinamisnya warga simpang lima.

Pengendara berputar melintasi Tugu Ban Bekas di Simpang Lima, Semper Jakarta

” Yang perlu menjadi bahan Intropeksi diri adalah filosofi apa yang pantas dikenakan atas kehadiran tugu ban bekas yang kini masih ada di Simpang lima, Semper. Sinyal lampu merah yang dahulu pernah ada, lagu tergantikan oleh pengatur lalu lintas jalanan asal-asalan, itu dasarnya apa?”

Disekitaran lainnya, deru mesin bis kota yang paling fenomenal (metromini_red) sedang berhenti untuk menurunkan penumpang. Bis kemudian berputar, mengelilingi ban bekas besar di pusat simpang lima, untuk melanjutkan rute selanjutnya ke Terminal Senen, Jakarta Pusat. Kepulan asap hitam yang keluar dari bis kota itu semakin membuat simpang lima ini tidak karuan. Truk trailer pun tidak mau ketingggalan, mereka berjejalan memenuhi ruang simpang lima ini. Ekor yang memanjang ditambah muatan kontainer 20 bahkan 40 feets turut serta dalam antrian Maklum, lokasi tempat parkir kendaraan panjang dan lebar tersebut tidak berada jauh dari simpang lima ini.
Continue reading “Simpang Lima Semper, diantara Tugu Ban Bekas dan Simpang yang tak bersinyal”

Ruang Ibu Menyusui di Jakarta Belum Merata

Salah satu bagian dari sudut di Ruang Laktasi

Salah satu bagian dari sudut di Ruang Laktasi

Di awal tahun baru ini (2015), harapan itu masih ada, untuk tetap memperjuangkan bayi dan anak Jakarta khususnya dan Indonesia agar bisa memperoleh haknya atas AIR SUSU IBU beserta ruang yang layak bagi Ibu untuk menyusui anaknya sampai tumbuh dan berkembang dengan sempurna. Teruntuk anak dan Istriku : Danish Ryu Pramedia.

Ruang Ibu menyusui yang tersedia di Jakarta belumlah memadai. Para Ibu pejuang ASI ini pun sering kali menemui kesulitan dalam mendapatkan ruang khusus Ibu menyusui. Di pusat perbelanjaan Jakarta, tidak semua menyediakan fasilitas ini. Jika pun ada, fasilitas tersebut hanyalah 1 dari sekian luasnya area mall. Namun itupun mesti kita syukuri meskipun hanya sekedarnya atau mungkin memang hanya syarat tersebut sudah cukup membantu bagi Ibu menyusui. Kadang informasinya mengenai keberadaan fasilitas ruang Ibu menyusui atau lebih sering disebut ruang laktasi ini kurang tersosialisasikan dengan baik. Informasi ini hanya kita jumpai pada papan informasi kecil dan tidak semua papan informasi tersebut menyampaikan informasi mengenai ruang laktasi. Jika kita tidak menemukan informasi mengenai ruang laktasi di papan informasi maka sebaiknya langsung tanyakan kepada pusat informasi. Dari sini maka kita bias memastikan keberadaan ruang laktasi tersebut dengan pasti.

“susu sapi hanya untuk bayi sapi bukan untuk bayi manusia” tulis Wied Harrry Aprijadji dalam bukunya.

Minimnya ruang laktasi di Ruang Publik Jakarta patut kita sayangkan. Padahal fungsi ruang laktasi tersebut sangatlah diperlukan demi tumbuh kembang bayi. Dalam hal ini, kita perlu memikirkan kenapa Air susu Ibu tersebut penting bagi bayi. ASI mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh Bayi seperti Karbohidrat, protein, Kasein, protein whey (Alfa Laktalbumin dan Beta Laktalbumin), asam linolet, asam amino. Hal ini ada yang tidak kita temukan pada susu formula. Bahkan kita sudah tertipu oleh promosi susu formula dengan mencantumkan susu formula dilengkapi dengan DHA, LA dan ALA. “Otak bayi belum memiliki kemampuan memadai membentuk DHA dan LA maupun ALA sehingga mesikipun susu formula diperkaya dengan kandungan LA atau ALA tidak akan berengaruh” tulis Wied Harrry Aprijadji, dalam buku makanan bayi sehat alami. Oleh karena itu, Pak Wied (lulusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB) ini juga dengan tegas menyampaikan bahwa susu sapi hanya utuk bayi sapi bukan untuk bayi manusia. Pentingnya ASI ini yang perlu segera mungkin diketahui oleh sebagian besar calon Ibu, bakal Ibu dan Ibu-Ibu warga Negara Indonesia. Ibu berperan penting dalam pertumbuhan buah hatinya, sehingga jangan biarkan buah hati tersebut salah asupan. Kecedasan anak ditentukan dengan asupan yang kita berikan pada saat masih bayi. Continue reading “Ruang Ibu Menyusui di Jakarta Belum Merata”

Jakarta Dalam Malam Pergantian Tahun 2013

Di derasnya hujan yang turun malam itu, tidak memadamkan kembang api yang sedang menyala dan membagikan cahayanya. Di kerumunan orang-orang itupun ternyata mengandung arti bahwa disanalah akan dimulainya sebuah perubahan bagi kota Jakarta.

Selamat Tahun Baru 2013”

Oleh Henry

di Ibukotanya Indonesia

Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta
Foto dikutip dari : http://wartaaceh.com/wp-content/uploads/2012/12/Jakarta-Car-Free-Night.jpg

Hujan yang turun di siang hari di awal tahun 2013 ini sepertinya menyambung dari hujan pada malam pergantian tahun. Melihat semua orang yang tidak lantas surut meskipun hujan deras mengguyur Jakarta malam harinya. Mereka seakan larut dalam kebahagiaan untuk menyambut pergantian tahun ini. Mereka rela datang ke tempat yang telah tetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta yaitu acara car free night (malam hari bebas kendaraan bermotor). Acara itu berlangsung di sepanjang jalan protokol Sudirman-Thamrin. Pusat acara berada di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dengan sejumlah panggung yang berjumlah 16 buah. Sungguh acara yang pertama sekali dalam sejarah DKI Jakarta yang mengadakan pesta pergantian tahun di jalan protokol Sudirman-Thamrin yang bebas kendaraan bermotor. Hiburan gratis ini telah terukir dalam sejarah kota bahwa Jakarta mulai berbenah diri dan memperdulikan harapan dan keinginan warganya. Disamping itu, aspek penting lainnya adalah bahwa hal ini sejalan dengan misi dari kepolisian untuk menekan tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi selama pergantian tahun.

Banyak hal yang positif dari acara car free night di Jakarta pada malam pergantian tahun 2012 ke 2013. Di antara hal positif itu adalah terciptanya kondisi massa yang kondusif dan harmonis. Semua massa saling berkumpul dan terhibur dengan acara yang disuguhkan oleh DKI Jakarta. Massa berjalan kaki atau bahkan bersepeda sehingga dari kondisi ini sangat minim bila terjadi tindakan kekerasan. Hal ini mungkin berbeda jika acara tahun baru di Jakarta seperti tahun sebelumnya yang identik dengan kemacetan lalu lintas di sejumlah jalan protokol Ibukota. Kemacetan tersebut pasti membawa keresahan bagi warga yang ingin merayakan pergantian tahun. Padahal yang diinginkan massa pada saat pergantian tahun adalah kegembiraan. Namun jika perayaan itu berlangsung dengan kemacetan akan terjadi sebaliknya, yaitu kekesalan sampai dengan penyesalan. Syukurlah, dengan program baru DKI Jakarta ini, perlahan tapi pasti sudah mulai membuat warga terbebas dari efek kekesalan dan penyesalan. Mereka kini bisa tersenyum menyongsong tahun yang baru dengan semangat yang baru.

Continue reading “Jakarta Dalam Malam Pergantian Tahun 2013”

Warga, Pemimpin dan Jakarta yang Baru

Oleh : Henry ryu

1 Nov 2012
“di kota yang saat  ini sedang memasuki musim hujan, setelah kemarau panjang lama menghampiri”

Jakarta dalam Peta | dikutip dari http://upload.wikimedia.org/wikipedia/

Selamat atas dilantiknya gubernur baru DKI Jakarta periode 2012-2017, Senin, 15 Oktober 2012 bertempat di kantor DPRD DKI. Jokowi dan Ahok resmi mengemban tugas dan kewajiban sebagai orang nomor 1 dan 2 di Jakarta. Diluar gedung, masyarakat terlihat cukup ramai menyaksikan detik-detik bersejarah pelantikan gubernur DKI yang terkenal merakyat. Ada harapan baru yang ingin mereka lihat dari pemimpin baru ini. Semua warga Jakarta pastinya mengharapkan akan adanya perubahan yang signifikan terhadap Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi-Ahok. Hal ini dikarenakan warga Jakarta sudah berada pada titik jenuh dengan kondisi Jakarta yang sudah semakin semrawut. Sebut saja, masalah klasik kemacetan. Di kota besar dunia pun masalah klasik ini tentu menjadi momok terdepan.Terlebih lagi di kota besar negara berkembang sekaligus sebagai ibukota Indonesia.

Kemacetan di Jakarta seakan belum kunjung sirna dari pemandangan harian. Masalah ini sebenarnya sudah menjadi masalah akut dan kronis yang perlu segera diambil tindakan yang darurat. Tidak mungkin masalah itu bisa diselesaikan dengan cara-cara yang biasa. Cara yang efektif adalah dengan segera mengambil langkah tegas dengan membuat aturan yang ketat untuk kendaraan pribadi. Membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan menerapkan tarif parkir yang tinggi. Bila perlu tempat parkir ditiadakan, diganti dengan halte-halte dan ruang hijau.  Hal lainnya adalah menciptkan transportasi massal yang terintegrasi dengan obyek ekonomi masyarakat. Dibuat aturan tiap hari adalah hari bebas kendaraan yang diaplikasikan pada wilayah tertentu. Dengan demikian orang yang akan mengunjungi wilayah tersebut harus menggunakan transportasi massa. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan pribadi. Pemerintah perlu segera menyediakan kantong-kantong parkir di wilayah perbatasan Jakarta dengan kota sekitarnya. Jadi warga di luar Jakarta bisa memarkirkan kendaraannya di kantong-kantong parkir yang telah disediakan. Selanjutnya, warga tersebut menggunakan transportasi massal selama berada di kawasan Jakarta.

“Selangkah menuju perubahan  yang berarti, dimulai dari warga dan pemimpin yang mencintai kotanya” Continue reading “Warga, Pemimpin dan Jakarta yang Baru”