Apa Kabar MU BUMI

(22 April 2008)

hari bumi

Sebuah tempat untuk hidup dan tempat untuk kembali’

A

ku yang kurasa. Tanah yang datar yang selalu kuinjakkan ini ternyata bernama bumi. Kelihatannya tanah ini hanya datar dan tidak mengandung apa-apa. Namun dugaanku meleset, tanah ini memiliki lapisan dalam yang membentuk suatu struktur tanah. Dalam struktur terdiri dari bagian-bagian yang berbeda dan memiliki keunikan sendiri. Keunikan tersebut dapat ditemui dalam setiap lapisan tanah. Dalam dan rasakan bahwa manusia sesungguhnya berada diatas bumi yang memiliki kekuatan dasyat. Banyak aneka ekologi yang hidup didalamnya. Semua saling tergantung satu sama lain. Mulai pagi siang sampai malam hari aku berputar bersama bumi mengelilingi matahari. Pada garis edar yang tak pernah berubah, berbentuk elips. Garis edar yang tidak berubah namun membawa perubahan untuk yang lainnya. Sungguh ciptaan yang luar biasa. Tidak ada orang yang mampu menandingi hasil ciptaannya. Dengan Perubahan waktu yang terjadi disemua belahan dunia adalah karena perputarannya yang tak pernah henti.

Tanpa sadar selama hidupku di bumi sampai dengan hari ini. Aku baru mengetahui bahwa cukup tua sudah umurmu. Begitu banyak jasamu pada makhluk yang ada di bumimu. Tidak pernah bosan dan malas untuk terus berputar mengelilingi matahari setiap waktu. Garis edarmu setia mendampingi aktifitas dan rutinitas yang tak berujung. Aku tahu bahwa umurmu yang telah tua tentunya telah banyak perubahan yang terjadi padamu. Manusia beserta makhluk hidup juga turut andil menyertai perubahan. Umur adalah usia yang telah lalu dan yang akan datang untuk dijumpai kembali. Bumi ku kini sudah tak seperti dulu. Kondisinya telah lemah tak berdaya. Secara visual telah banyak jaringan hidup yang rusak dan tidak berfungsi normal seperti dahulu. Kerusakan yang dilakukan oleh manusia terhadapmu telah membuatmu menjadi seperti ini. Gunung, air, pulau, kutub es, hutan, udara semuanya telah menunjukkan perubahan. Bukan perubahan yang positif namun perubahan yang terjadi adalah negatif. Sayang sungguh sayang. Perubahan negatif akan menyebabkan bumi tak mampu lagi memberikan potensinya kepada manusia beserta makhluk lain. Hutan telah gundul. Permukaan laut tiap tahun naik 4-10 cm. Kubub es utara/selatan telah mencair. Gunung menyemburkan isinya/magmanya. Udara menjadi beracun/polusi. Air sudah tidak jernih lagi. Isi dalam tanah/perut bumi keluar kepermukaan seperti yang terjadi di porong sidoarjo. Satwa-satwa liar sudah menghilang entah kemana?mungkin sudah mati dan punah, tumbuh-tumbuhan berubah menjadi beton-beton kapitalis.

Bahaya yang kini mengancam makhluk hidupyang dibumi adalah akibat campur tangan manusia yang tidak bersahabat. Bumi yang seharusnya masih bisa memberikan potensinya kepada makhluk hidup namun sudah tidak lagi terjadi. Kerusakan demi kerusakan seakan semakin memperpendek usia bumi. Ketika kerusakan semakin parah, maka bisa diprediksi kehidupan yang dibumi akan berakhir. Sepertinya perlu tindakan proaktif dan reaktif untuk mencegah agar kerusakan terhadap bumi tidak semakin parah. Tindakan proaktif dapat dilakukan dengan menjaga kesembangan lingkungan hidup yang ada di bumi. Kita tahu bahwa sebagian besar yang ada dibumi ini adalah lautan. Lautan lebih luas dari daratan. Lautan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap daratan. Air dan kekayaan alam dari laut seperti ikan-ikan berbagai jenis, tumbuhan laut, terumbu karang dan masih banyak lagi. Silahkan kita pikirkan. Sebelum keindahan alam alut ternodai oleh tangan-tangan sialan maka kewajiban ’manusia’ (yang masih merasa manusia) untuk bertindak dengan mencegah tangan2 sialan itu. Pencegahan dapat dilakukan mulai dari diri sendiri yaitu dengan tidak membuang ’sampah’ (limbah, zat kimia beracun, bom dll). Namun ketika, kondisi laut yang telah terlambat untuk dicegah keindahannya maka perlu tindakan reaktif. Konservasi dan penyelamatan terhadap kehidupan laut adalah caranya.

Daratan memiliki begitu banyak keanekaragaman hayati. Hutan, gunung, bukit dan lainya adalah bagian dari yang ada di darat. Arifin dan arif menyatakan di Indonesia sebagian besar daratan di dominasi oleh hutan sekitar 75% dari total daratan. Hutan menyediakan fungsi dan struktur yang dapat memberikan kelangsungan ekologi. Fungsi hutan yang paling berharga adalah kemampuannya sebagai penyangga sistem air, kehidupan aneka satwa liar dan menyediakan oksigen untuk makhluk hidup. Hidupnya makhluk hidup di bumi ini tergantung pada sistem yang ada di hutan. Jika sistem hutan telah hilang maka makhluk hidup yang masih hidup akan merasakan ke-sesak-an untuk bernapas. Mereka akan saling berebut oksigen untuk bernapas, karena oksigen yang ada di alam telah menipis. Yang lebih parahnya lagi akan muncul konflik horizontal diantara makhluk hidup. Taukah kalian bahwa jumlah oksigen di atmosfer ini sangatlah sedikit dibandingkan dengan gas-gas lainnya. Hal itu, baru sebatas oksigen belum yang lainnya. Bagaimana dengan air?tanah?tumbuhan?dan semuanya yang berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup dan ’manusia’ (bagi yang masih sadar dengan statusnya).

Hutan juga memberikan keberlangsungan bagi keseimbangan laut. Semakin tingginya permukaan laut/ mencairnya kubub es ’abadi’ (keabadian itu hanyalah mitos belaka) dikarenakan kadar CO2 di udara lebih mendominasi. Kadar C02 terikat oleh atmosfer yang kemudian dikembalikan lagi kebumi. Hal ini mengakibatkan suhu bumi menjadi panas. Panasnya seperti kita rasakan saat ini. Suhu bumi yang panas berdampak pada matinya spesies makhluk hidup (di laut dan darat) tidak terkecuali ’manusia’ (yang masih konsisten pada statusnya).

Sebuah Alternatif Keterlambatan

Bumi beserta semua isinya adalah anugrah yang perlu disyukuri dan jangan sampai di kufuri. Tuhan telah menciptakan bumi ini dengan segala kesimbangan didalamnya. Kesimbangan bagaimanapun itu harus kita jaga agar tetap seimbang (yin yang). Bumi air dan ruang angkasa adalah suatu sistem yang istimewa. Pemanfaatan atas lingkungan jangan dengan cara yang ’buas’ yang tidak memperhatikan kesimbangan lingkungan. Jangan pernah bertindak atas dasar kepentingan ekonomi sesaat atau sesat yang mengeksploitasi alam tanpa memperhatikan lingkungan. Kita tahu bahwa karakter orang negara bangsa Indonesia cenderung reaktif dan jarang sekali proaktif. Ketika lingkungan rusak dan banyak korban barulah bertindak. Jarang sekali berpikir bagaimana caranya untuk mencegah dari pada mengobati. Hal ini dapat disebabkan karena jarang sekali berorientasi pada jangka panjang yang dipikirkan hanyalah jangka pendek. Perubahan cara berpikir (paradigma) seperti itu harus segara dibumihanguskan. Sekarang, seperti yang kalian dengar diberita dan informasi sejenisnya bahwa dunia akan mengalami krisis. Krisis kepedulian pada lingkungan yang notabene kondisinya telah parah. Namun masih banyak ’manusia’ (yang masih mau disebut manusia) belum menyadarinya seolah-olah tidak ada apa-apa (cuek). Bencana terjadi dimana-mana, hujan badai, banjir,tanah longsor, krisis pangan banyak orang-orang disana yang mengalami kelaparan, permukaan air laut yang terus menerus naik, timbulnya berbagai penyakit dan kemiskinan.

Sampai kapan kita harus berdiam diri melihat perubahan pada bumi. Bumi tempat kita berpijak dan hidup harus dijaga mulai dari sekarang. Segala kerusakan di bumi adalah ulah manusia. Rusaknya bumi sama saja hilangnya segala kehidupan yang hidup. Manusia telah diberikan pikiran oleh Tuhan untuk berpikir dan memahami arti hidup dan segala ciptaannya. Silahkan Anda berpikir dan wujudkan dalam tindakan sebagai konsistensi dari hasil berpikir Anda.

 

 

 

 

 

 

 

@ryu_enviromentalis

 

One thought on “Apa Kabar MU BUMI

Leave a comment